Senin, 28 Februari 2011

8 KETERAMPILAN DASAR SEORANG GURU

Tugas dan tanggung jawab seorang guru dalam pembelajaran sangatlah berat. Agar dapat menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya tersebut harus memiliki berbagai keterampilan yang dapat membantu dan menunjang pengabdian pada pekerjaannya yaitu sebagai pengajar, pelatih dan pendidik. Keterampilan ini harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan efektif, efisien dan optimal. Berikut ini akan disampaikan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru .

1. Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh seorang guru karena hampir pada setiap kegiatan pembelajaran guru mengajukan pertanyaan dan kualitas pertanyaan guru menentukan kualitas jawaban yang diberikan peserta didik. Dengan menerapkan keterampilan bertanya yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran guru dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berpikir, memperoleh dan memperluas pengetahuan serta meningkatkan motivasi peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen yang harus dikuasai dan dipahami guru dalam upaya pencapaian tujuan mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran. Komponen-komponen tersebut adalah:

1) pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang dipahami peserta. Gunakan susunan kata-kata yang sesuai dengan tingkat usia dan perkembangan peserta didik sehingga mereka akan mudah menemukan jawabannya.

2) memberikan acuan yang memungkinkan peserta memakai serta mengolah informasi itu untuk menemukan jawaban pertanyaan dan membantu anak tetap mengarahkan pikirannya pada tema pembelajaran.

3) memusatkan perhatian, pertanyaan yang diajukan biasanya menggiring pada persoalan atau pokok bahasan.

4) pemindahan giliran, cara ini dapat mempertinggi perhatian dan interaksi antar peserta didik karena tiap peserta didik harus memperhatikan jawaban temannya.Pertanyaan yang diajukan biasanya pertanyaan yang luas yang bisa dijawab oleh beberapa peserta.

5) penyebaran pertanyaan dilakukan untuk melibatkan peserta sebanyak-banyaknya dalam kegiatan pembelajaran. Pertanyaan yang diajukan secara bergilir kepada peserta secara acak.

6) pemberian waktu berpikir perlu diberikan beberapa detik agar peserta mempunyai kesempatan untuk berpikir sebelum seorang peserta diminta untuk menjawabnya. Sebutkan dahulu pertanyaannya baru kemudian menunjuk peserta yang harus menjawabnya dan jangan sebaliknya menunjuk nama peserta yang harus menjawab kemudian baru menyebutkan pertanyaannya.

7) pemberian tuntunan dilakukan bila peserta tidak bisa atau salah menjawabnya . Tuntunan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: a) mengungkapkan pertanyaan dengan cara lain, b) menyederhanakan pertanyaan, dan c) mengulangi penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan pertanyaan tersebut.



2. Keterampilan Memberi Penguatan

Tujuan pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran antara lain:

a. meningkatkan perhatian peserta didik,

b. membangkitkan dan memelihara motivasi peserta didik,

c. memudahkan mereka belajar,

d. mengontrol dan memodifikasi tingkah laku yang kurang positif serta mendorong

munculnya tingkah laku yang positif dan produktif.



Penguatan dapat diberikan dalam bentuk berikut.

a. Verbal, yaitu berupa kata-kata atau kalimat pujian, seperti: bagus, tepat sekali, hebat atau ”pekerjaanmu rapi sekali”.

b. Non verbal, misalnya berupa mimik dan gerakan badan, bergerak mendekati, dengan sentuhan, anggukan, token (pemberian sesuatu dengan simbol atau benda-benda kecil) dan kegiatan yang menyenangkan.



3. Keterampilan Melakukan Variasi

Variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi peserta didik didik serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Manfaat keterampilan mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran diantaranya sebagai berikut.

a. Menimbulkan dan meningkatkan perhatian.

b. Memberi kesempatan pada peserta didikuntuk mengembangkan rasa ingin tahu dan eksplorasi tentang hal-hal baru.

c. Memupuk tingkah laku yang positif bagi guru dan sekolah dengan berbagai cara pembelajaran yang lebih hidup.

d. Memberi kesempatan pada peserta didik memperoleh dan mengikuti kegiatan belajar dengan cara yang disenanginya.

e. Lebih meningkatkan keterlibatan peserta didik dengan kegiatan pembelajaran yang menarik dan terarah.

Komponen-komponen dalam keterampilan mengadakan variasi adalah sebagai berikut.

a. Variasi dalam gaya mengajar guru

b. Variasi dalam penggunaan media dan bahan belajar, meliputi:

c. Variasi pola interaksi dan kegiatan peserta didik



4. Keterampilan Menjelaskan

Menjelaskan merupakan aktivitas yang paling sering dilakukan oleh guru dalam menyampaikan informasi. Dalam kegiatan pembelajaran, menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pembelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh peserta didik. Keterampilan menjelaskan mutlak perlu dimiliki oleh para guru.


Seorang guru harus dapat menjelaskan berbagai hal kepada peserta didiknya. Penjelasan yang disampaikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir peserta didik. Misalnya guru akan menjelaskan konsep ”atas”. Jika peserta didiknya adalah anak usia TK (4 – 5 tahun) maka dia harus menjelaskan konsep tersebut secara konkret dan nyata.

Cara yang dapat dilakukannya antara lain melalui lagu, gerakan atau contoh benda-benda yang berada di atas atau penggabungan dari cara-cara tersebut.



Contoh menjelaskan konsep ”atas” pada anak TK

Lagu: Atas itu atas



Bawah itu bawah

Atas atas bawah bawah saya tidak lupa

Kepala itu atas

Kaki itu bawah

Kepala atas

Kaki bawah saya tidak lupa



Lagu tersebut dinyanyikan sambil guru memberi contoh bergerak sesuai syair lagu dan dilakukan secara berulang-ulang.

Nah, jika cara tersebut diterapkan pada anak usia SMP atau SMA, maka peserta didik Anda, mungkin akan berkomentar: ”Emangnya gue anak kecil!” dan mungkin Anda akan dianggap sebagai guru yang ”aneh” dan tidak kompeten.

Untuk peserta didik yang sudah lebih besar (anak di atas usia dini), Anda bisa menjelaskan konsep tersebut dengan cara yang lebih abstrak. Misalnya dengan definisi ”ATAS” adalah....bla bla..bla...dan seterusnya. Hal ini dimungkinkan karena kemampuan berpikir (kognisi) anak yang sudah lebih besar sudah lebih tinggi dan mengarah ke kemampuan berpikir abstrak.

Jadi, keterampilan menjelaskan juga tidak sekedar asal menyampaikan informasi. Namun harus disesuaikan dengan audience yang kita hadapi.

Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk:

a. membimbing peserta didik memahami konsep, hukum, prinsip atau prosedur;

b. membimbing peserta didik menjawab pertanyaan secara bernalar;

c. melibatkan peserta didik untuk berpikir;

d. mendapat balikan mengenai pemahaman peserta didik;

e. membantu peserta didik menghayati beberapa proses penalaran.

Dalam memberikan penjelasan guru perlu memahami prinsip-prinsip berikut ini.

a. Penjelasan dapat diberikan di awal, tengah ataupun akhir kegiatan belajar sesuai keperluan.

b. Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran.

c. Guru dapat memberi penjelasan dengan direncanakan sebelumnya atau bila ada pertanyaan dari peserta didik.

d. Materi yang dijelaskan harus bermakna.

e. Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan peserta didik.

Keterampilan menjelaskan terdiri dari berbagai komponen sebagai berikut.

a. Komponen merencanakan penjelasan yang mencakup:

1) isi pesan (tema) yang dipilih dan disusun secara sistematis disertai contoh-contoh,

2) penerima pesan harus dipertimbangkan karakteristiknya.


b. Komponen menyajikan penjelasan yang mencakup:

1) kejelasan, yang dapat dicapai dengan berbagai cara seperti: bahasa yang jelas, berbicara dengan lancar, mendefinisikan istilah-istilah teknis, berhenti sejenak untuk melihat respon peserta didik;

2) penggunaan contoh dan ilustrasi yang dapat mengikuti pola induktif atau pola deduktif;

3) pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting dengan cara: penekanan suara atau mengemukakan tujuan;

4) peserta didik diberi kesempatan untuk menunjukkan pemahaman ataupun keraguan ketika penjelasan berlangsung (balikan).



5. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil


Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan tujuan berbagi pengalaman atau informasi, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.

Ciri-ciri diskusi kelompok kecil, adalah:

a. melibatkan 3 – 9 peserta,

b. berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal (setiap anggota dapat berinteraksi langsung dengan anggota lainnya),

c. mempunyai tujuan yang dicapai dengan kerjasama antar anggota,

d. berlangsung menurut proses yang sitematis.


Penggunaan kelompok kecil dalam kegiatan pembelajaran memungkinkan peserta didik untuk:

a. berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah

b. meningkatkan pemahaman

c. meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan,

d. mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi,

e. membina kerja sama dan bertanggung jawab.


Komponen keterampilan yang perlu dimiliki oleh pemimpin diskusi kelompok kecil (guru) adalah:

a. memusatkan perhatian peserta didik,

b. memperjelas masalah atau urun pendapat,

c. menganalisis pandangan peserta didik,

d. meningkatkan partisipasi peserta didik,

e. menyebarkan kesempatan berpartisipasi,

f. menutup diskusi (merangkum hasil diskusi, tindak lanjut, mengajak peserta untuk menilai hasil diskusi)


6. Keterampilan Mengelola Kelas

Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses pembelajaran yang selalu serasi dan efektif.

Guru perlu menguasai keterampilan ini agar dapat:

a. mendorong peserta didik mengembangkan tanggung jawab dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktivitas yang sedang berlangsung;

b. menyadari kebutuhan peserta didik;

c. memberi respon yang efektif terhadap perilaku peserta didik.


Komponen keterampilan mengelola kelas yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah sebagai berikut.

a. keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan belajar yang optimal yang dapat dilakukan dengan cara:

1) menunjukkan sikap tanggap,

2) membagi perhatian secara visual dan verbal,

3) memusatkan perhatian kelompok,

4) memberi petunjuk yang jelas,

5) menegur secara bijaksana (tegas dan jelas bukan berupa ocehan/peringatan) dan membuat aturan,

6) memberikan penguatan bila perlu.

b. keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap respon peserta didik yang berkelanjutan, seperti: adil, menandai dan menghentikan perilaku yang menyimpang, memberi penguatan.

Beberapa prinsip yang perlu diingat dalam menerapkan keterampilan mengelola kelas, yaitu:

a. kehangatan dan keantusiasan dalam melaksanakan pembelajaran dapat menciptakan iklim kelas yang menyenangkan,

b. penggunaan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang peserta didik untuk berpikir,

c. penggunaan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan,

d. keluwesan guru dalam melaksanakan pembelajaran perlu ditingkatkan,

e. penekanan pada hal-hal yang positif, penanaman disiplin diri sendiri


7. Keterampilan Melaksanakan Pembelajaran Kelompok Kecil dan Perorangan

Melaksanaan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan terjadi dalam konteks pembelajaran klasikal. Di dalam kelas, seorang guru mungkin menghadapi banyak kelompok kecil serta banyak peserta yang masing-masing harus diberi kesempatan belajar secara kelompok maupun perorangan.

Keterampilan ini memungkinkan guru mengelola kegiatan secara efektif dan efisien serta dapat memainkan perannya sebagai:

a. organisator kegiatan pembelajaran,

b. sumber informasi bagi peserta didik,

c. pendorong bagi peserta didik untuk belajar,

d. penyedia materi dan kesempatan belajar bagi peserta didik,

e. pendiagnosa dan pemberi bantuan kepada peserta didik sesuai dengan kebutuhan,

f. peserta kegiatan yang punya hak dan kewajiban seperti peserta lainnya.


Pelaksanaan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan masing-masing memerlukan keterampilan yang yang berkaitan dengan penanganan peserta didik dan penangaan tugas.

Keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam kaitan ini adalah sebagai berikut.

a. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, yang dapat ditunjukkan dengan cara:

1) kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan peserta didik,

2) mendengarkan secara simpati, gagasan yang dikemukakan peserta didik,

3) memberi respon positif terhadap gagasan peserta didik,

4) membangun hubungan saling percaya,

5) menunjukkan kesiapan untuk membantu peserta didik tanpa kecenderungan mendominasi,

6) menerima perasaan peserta didik dengan penuh pengertian dan keterbukaan,

7) mengendalikan situasi agar peserta didik merasa aman.


b. Keterampilan mengorganisasi, ditampilkan dengan cara:

1) memberi orientasi umum,

2) memvariasikan kegiatan, membentuk kelompok yang tepat,

3) mengkoordinasikan kegiatan,

4) membagi perhatian, mengakhiri kegiatan dengan kulminasi berupa laporan atau kesepakatan.

c. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, yang ditampilkan dalam bentuk:

1) memberi penguatan yang sesuai,

2) mengembangkan supervisi proses awal dan proses lanjut

3) mengadakan supervisi pemanduan dengan cara mendekati setiap kelompok/perorangan agar mereka siap mengikuti kegiatan akhir

d. keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang meliputi:

1) menetapkan tujuan pembelajaran,

2) merencanakan kegiatan belajar,

3) berperan sebagai penasihat,

4) membantu peserta didik menilai kemajuannya sendiri.

Dalam menerapkan keterampilan ini guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut.

a. Variasi pengorganisasian kelas yang disesuaikan dengan tujuan, kemampuan peserta didik, ketersediaan vasilitas, waktu serta kemampuan guru.

b. Tidak semua topik dapat disampaikan secara efektif dengan cara ini.

c. Pengejaran kelompok kecil yang efektif selalu diakhiri dengan suatu kulminasi berupa rangkuman, pemantapan, kesepakatan, laporan dan sebagainya.

d. Guru perlu mengenal peserta didik secara individual.

e. Dalam kegiatan belajar perorangan anak dapat bekerja secara bebas.



8. Keterampilan Supervisi Klinis

Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru/calon guru khususnya dalam penampilan melaksanakan pembelajaran berdasarkan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut.

Istilah klinis dalam definisi ini menunjuk kepada unsur-unsur khusus sebagai berikut.

a. adanya hubungan tatap muka antara supervisor dan guru.

b. pemfokusan pada tingkah laku guru di dalam kelas.

c. observasi secara cermat.

d. pendeskripsian data observasi secara terperinci.

e. supervisor dan guru sama-sama menilai penampilan guru.

f. fokus observasi sesuai dengan kebutuhan dan permintaan guru.

Jadi fokus supervisi klinis adalah penampilan guru secara aktual pada saat melaksanakan pembelajaran (termasuk pula guru sebagai peserta atau partisipan aktif dalam proses supervisi tersebut).

Dari pengertian tersebut dapat diuraikan beberapa karakteristik supervisi klinis, yaitu:

a. perbaikan dalam mengajar mengharuskan guru mempelajari keterampilan intelektual dan bertingkah laku berdasarkan dasar keterampilan tersebut,

b. fungsi utama supervisor adalah mengajar keterampilan-keterampilan kepada guru atau calon guru, yaitu:

1) persepsi secara analisis dalam proses pembelajaran,

2) menganalisis secara rasional,

3) mengembangkan kurikulum, melaksanakan serta mencobanya,

4) penampilan mengajar.

c. Fokus supervisi klinis adalah

1) perbaikan cara mengajar bukan mengubah kepribadian guru,

2) perencanaan dan analisis merupakan pegangan

3) isu-isu mengajar

4) analisis yang konstruktif dan membari penguatan (reinforcement) pada pola-pola yang berhasil,

5) didasarkan atas bukti pengamatan

d. siklus dalam merencanakan, mengajar dan menganalisis merupakan suatu kontinuitas dan dibangun atas dasar pengalaman masa lampau,

e. supervisi klinis merupakan suatu proses memberi dan menerima yang dinamis dimana guru dan supervisor merupakan teman sejawat,

f. proses supervisi klinis berpusat pada interaksi verbal mengenai analisis jalannya pembelajaran,

g. Tiap guru mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk mengemukakan pokok-pokok persoalan, menganalisis cara mengajarnya sendiri dan mengembangkan gaya mengajarnya,

h. tiap supervisor mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk menganalisis dan mengevaluasi cara supervisinya sendiri.


Sumber:


Bolla, J.I. (1982). Supervisi Klinis. Jakarta : Depdiknas.

________. (1982). Keterampilan Mengelola Kelas. Jakarta: Depdiknas.

________. (1984). Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut. Jakarta : Depdiknas.

D.N. Pah. (1984). Keterampilan Memberi Penguatan. Jakarta: Depdiknas

.G.A.K. Wardani. (1984). Keterampilan memimpin Diskusi Kelompok Kecil; Panduan Pengajaran Mikro No.6. Jakarta: Depdiknas.

______________. (1984). Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan. Jakarta: Depdiknas.

Kosasih, Raflis. (1982) Keterampilan mengadakan Variasi. Jakarta: Depdiknas.

____________. (1984). Keterampilan Menjelaskan. Jakarta : Depdiknas.

2 komentar:

  1. terimakasih atas materi yg baik ini...
    follow me www.duniaaanak.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas kunjungannya, siap Ibu Tina Tuslina.

      Hapus

b